Entri Populer

Jumat, 16 Desember 2011

acyclovir sebagai antivirus herpes

makalah

Obat yang Bekerja pada Replikasi
(Asiklovir sebagai obat antivirus herpes)




Disusun Oleh :


Moh Sulthon Habibi            (112210101031)
Liza Fairus                (112210101055)
Aslyni P.S. Barus            (112210101057)
Yun Earning K.                (112210101059)
Anis Rahmawati             (112210101061)
Rahma Fatdriyah            (112210101063)
Awalia Annisafira            (112210101065)
Fatimah A Maulidiah        (112210101067)
Dewi Ni’ma L.Q            (112210101069)
Desi triana                (072210101004)


UNIVERSITAS JEMBER
2011/2012



KATA PENGANTAR


            Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas petunjuk dan rahmadnya kepada penyusun dalam penyusunan makalah  ini. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Obat yang bekerja pada replikasi”, guna memenuhi sebagian tugas dan syarat – syarat tugas mata kuliah Biologi Dasar fakultas Farmasi Universitas Jember.

            Perlu penyusun jelaskan, bahwa dalam pembuatan makalah ini, semata – mata bukan dari kemampuan sendiri, namun berkat bimbingan dan petunjuk dari banyak belah pihak, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.

    Meskipun dalam penyusunan makalah ini penyusun telah berusaha dengan segala upaya Namun hasilnya dirasakan masih kurang daripada sempurna, tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan, selain itu karena kurangnya data yang penyusun peroleh. Oleh karena itu, seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”, maka dari itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
   
    Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua amien.


     Jember, 02 Desember  2011                                
                                       
  Penyusun





DAFTAR ISI

        Hal       
      HALAMAN JUDUL…………………………………………….……..    …    i
KATA PENGANTAR…………………………………………………..    …    ii
DAFTAR ISI……….…………………………………………………...    …    iii
BAB I. PENDAHULUAN….…………………………………………..    …    1
    1.1 Latar Belakang……………………………………………………    1
    1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………    1
    1.3 Tujuan………………………………………………………    ……..    2
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………..    3
    2.1 Asiklovir  Sebagai Obat Antivirus herpes.………………………..    3
BAB III. PENUTUP……………………………………………………..    7
    3.1 Kesimpulan…………………………………………………..    ……    7
    3.2 Saran…………………………………………………………    ……    7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….    8














BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

            Obat merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnose, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan atau peningkatan kesehatan.

        Cara kerja obat bermacam-macam, ada yang bekerja pada proses sintesis protein misalnya pada replikasi, translasi dan transkripsi, baik pada manusia, bakteri, virus atau makhluk hidup yang lain. Obat yang bekerja proses replikasi misalnya antivirus merupakan obat yang menghambat atau merusak replikasi virus. Obat-obat yang efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi virus dan tidak memberikan efek pada fase laten.

            Virus hanya dapat ditanggulangi oleh antibodi selama masih berada di dalam darah. Bila virus sudah masuk ke dalam sel, segera sistem-interferon dengan khasiat antiviralnya turun tangan, lazimnya dalam beberapa jam setelah dimulainya infeksi. interferon adalah protein yang dibentuk oleh sel-sel terinfeksi virus dengan maksud melindungi sel-sel lain terhadap penyebaran infeksi.
           
                Dengan dibuatnya makalah ini, di harapkan mahasiswa lebih memahami tantang pentingnya obat dan mekanisme obat terutama pada obat-obat yang bekerja pada proses replikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja obat yang bekerja pada proses replikasi?
Bagaimana mekanisme kerja obat tersebut pada proses replikasi?


1.3 Tujuan

Mengetahui obat-obat yang bekerja pada proses replikasi
Memahami dan mengetahui mekanisme kerja obat  dalam proses replikasi
























BAB II
PEMBAHASAN

ASIKLOVIR SEBAGAI OBAT
ANTIVIRUS HERPES

     Antivirus
    Virus hanya dapat ditanggulangi oleh antibodi selama masih berada di dalam darah. Bila virus sudah masuk ke dalam sel, segera sistem-interferon dengan khasiat antiviralnya turun tangan, lazimnya dalam beberapa jam setelah dimulainya infeksi. Interferon adalah protein yang dibentuk oleh sel-sel terinfeksi virus dengan maksud melindungi sel-sel lain terhadap penyebaran infeksi.
   
    Virus tidak bisa bereplikasi lagi dalam sel-sel yang telah berkontak dengan interferon. Siklus replikasi virus yang dianggap sangat mirip dengan metabolisme normal manusia menyebabkan setiap usaha untuk menekan reproduksi virus juga dapat membahayakan sel yang terinfeksi.
   
Replikasi virus
Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.
Pelekatan Virus
Pelekatan virus merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antiresaeptor pada virus. Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor.Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel. Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:
Translokasi partikel virus
    Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.
Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
    proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel. Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah digunakan untuk pengikatan reseptor. Fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
    Proses fusi virus berenvelop dengan membran sel baik secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma. Diperlukan adanya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.
Pelepasan Mantel
Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks nucleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma. untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.
Replikasi Genom dan Ekspresi Gen
Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut. Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).
Kelas I : DNA Utas Ganda
    Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)
Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya
Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)
Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae
Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae
Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan untuk replikasi genom.
Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.
Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase menjadi DNA.
Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
    Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).

Perakitan
Perakitan merupakan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian khusus di dalam sel. Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus. Proses ini tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel. mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.
Pematangan
Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius. Pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang. Protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.
Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dia mekanisme :
untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.
untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.
Proses pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).

Secara umum,Tahapan Replikasi Virus
Adsorpsi dan penetrasi partikel virus dalam sel
Sintesa protein non stuktural, termasuk enzim
Sintesa RNA dan DNA
Sintesis protein non structural
    5.    Pengumpulan dan pelepasan partikel virus
   
Mekanisme kerja antivirus
Adsorbsi dan penetrasi virus
Sintesis RNA dan DNA
Asiklovir bekerja pada tahap ini. Asiklovir pada mulanya di fosforilasi oleh kinase timidin herpes dan selanjutnya di fosforilasi oleh kinase sel menjadi trifosfat yang secara khusus menghambat polymerase DNA virus. Asiklovir juga merupakan suatu substrat untuk enzim terakhir dan setelah masuk kedalam molekul DNA akan menghambat perpanjangan rantai.
    3.     Sintesis protein

    ANTIVIRUS UNTUK HERPES
    Virus hervers dihubungkan dengan spectrum luas penyakit-penyakit, yaitu bisul dingin, essence valitis, dan infeksi genital, yang terakhir merupakan bahaya untuk bayi baru lahir selama persalinan. Obat-obat yang efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi virus dan tidak memberikan efek pada fase laten. Kecuali foskarnet, obat-obat tersebut adalah analokpurin atau pirimidin yang menghambat sintesis virus DNA.
   
    ASIKLOVIR

    Asiklovir merupakan obat antivirus yang paling banyak digunakan karena efektif terhadap virus hervers.
   
    Asiklovir adalah turunan guanosin. Virus herpes mengandung timidin kinase yang dapat menambah fosfat baru pada guanosin dan deoksiguanosin. Senyawa ini akan menfosforilasikan aasiklovir 30-100 kali lebih cepat daripada kinase sel inang, dengan cara yang seperti yang ditunjukkan pada bagan dibawah. Produknya setelah fosforilasi menjadi asikloguanosin trifosfat yang menghambat herpes DNA polymerase 10-30 kali lebih kuat daripada polymerase sel inang.
   
Mekanisme kerja :
     Asiklovir, suatu analog guanosin yang tidak mempunyai gugus glukosa, mengalami
monofosforilasi dalam sel oleh enzim yang di kode hervers virus, timidin kinase. Karena
itu, sel-sel yang di infeksi virus sangat rentan. Asiklovir adalah suatu prodrug yang baru
memiliki efek antivirus setelah dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat.


           
Asiklovir                    Asiklovir monofosfat
                                            Asiklovir difosfat


                                                                                            Asiklovir trifosfat


Bagan :  Mekanisme kerja asiklovir

    Asiklovir bekerja pada DNA Polimerase virus, seperti DNA polymerase virus herpes. Sebelum dapat menghambat sintesis DNA virus, asiklovir harus mengalami fosforilasi intra seluler dalam tiga tahap untuk menjadi bentuk trifosfat. Fosforilasi pertama dikatalisis oleh timidin kinase virus, proses selanjutnya berlangsung dalam sel yang terinfeksi virus.
   
    Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan asiklovir monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang terinfeksi oleh virus hospes atau vericella zoster atau oleh fosfotransferase yang dihasilkan oleh sitomeganovirus.
   
    Kemudian enzim seluler menambahkan gugus fosfat untuk membentuk asiklovir difosfat dan asiklovir trifosfat. Asiklovir trifosfat menghambat sintesis DNA virus dengan cara berkompetensi dengan 2’-deoksiguanosi trifosfat sebagai substrat DNA polymerase virus dan masuk ke dalam DNA virus yang menyebabkan terminasi rantai DNA yang premature. Jika asiklovir (dan bukan 2’-deoksiguanosi trifosfat) yang masuk ketahap replikasi DNA virus, sintesis berhenti. Inkorporasi asiklovir monofosfat ke DNA virus bersifat irreversible karena enzim eksonuklease tidak dapat memperbaikinya. Pada proses ini, DNA polymerase virus menjadi inaktif.
   
    Timidin kinase yang sudah berubah atau berkurang dan polymerase DNA telah ditemukan dalam beberapa strain virus yang resisten. Resistensi terhadap asiklovir disebabkan oleh mutasi pada gen timidin kinase virus atau pada gen DNA polymerase.
   
    Pemberian obat bisa secara intravena, oral atau topical. Efektivitas pemberian topical diragukan obat tersebar keseluruh tubuh, termasuk cairan serebrospinal.asiklovir sebagian dimetabolisme menjadi produk yang tidak aktif. Ekskresi kedalam urine terjadi melalui filtrasi glomerular dan sekresi tubular.
   
    Efek samping tergantung pada cara pemberian. Misalnya, iritasi local dapat terjadi dari pemberian topical; sakit kepala; diare; mual ;dan muntah merupakan hasil pemberian oral , gangguan fungsi ginjal dapat timbul pada dosis tinggi atau pasien dehidrasi yang menerima obat secara intravena.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat yang bekerja pada replikasi salah satunya adalah antivirus nonretroviral. Salah satu contoh obat nonretroviral adalah asiklovir
Asiklovir bekerja dengan cara menghambat proses replikasi.
Asiklovir merupakan prodrug yang akan diubah menjadi asiklovir monofosfat oleh timidin kinase virus kemudian akan diubah menjadi asiklovir difosfat oleh kinase seluler, selanjutnya kinase seluler akan mengubah asiklovir difosfat menjadi asiklovir trifosfat. Asiklovir trifosfat ini yang akan menghambat DNA polymerase virus.

3.2 Saran
    Makalah ini berisi tentang mekanisme kerja asiklovir dalam menghambat proses replikasi virus. Dalam dunia kefarmasian masih banyak obat yang bekerja untuk menghambat replikasi virus, sehingga untuk tugas berikutnya diharapkan dapat menyajikan mekanisme kerja dari obat lain yang juga dapat bekerja pada proses replikasi virus.
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   

    DAFTAR PUSTAKA
   
    Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Katzung, Bertram G. 1994. Buku Bantu Farmakologi. Jakarta: EGC
Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi dan Klinik. Jakarta: EGC
http://id.m.wikipedia.org/virus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar